Ahlan wa sahlan! Selamat datang sahabat di Situs Resmi BSMI Kota Bandung!

Sabtu, 06 Agustus 2011

Asam Urat


Yang dimaksud dengan asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Ini juga merupakan hasil samping dari pemecahan sel dalam darah.
Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu.
Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
Seseorang dikatakan mengalami gangguan asam urat (gout) bila kadar asam urat dalam darah melebihi batas normal .Penyakit ini ditandai dengan pembengkakan di sendi-sendi lutut dan jari-jari yang disertai rasa nyeri. Hal ini terjadi karena bertumpuknya kristal-kristal asam rat dari hasil metabolisme bahan pangan yang mengandung purin. Kadar normal  asam urat untuk wanita berkisar 2.4 hingga 6 sementara bagi pria yaitu 3.0 hingga 7 mg.
Gejala asam urat antara lain adalah kesemutan dan linu, nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur, sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.
Kadar asam urat sangat berhubungan erat dengan makanan yang dikonsumsi. Oleh karena itu, pengaturan pola makan sangat diperlukan.

Menyiasati Sakit Maag kala Berpuasa

Sekilas tentang Sakit Maag

Jika Anda pernah, atau sering mengalami nyeri di perut bagian atas, atau rasa kembung disertai mual-muntah, bisa jadi Anda mengidap kumpulan gejala dispepsia, atau yang lebih dikenal dengan istilah sakit maag. Sakit maag kerap dijumpai pada wanita muda, meskipun kaum pria pun tak jarang mengeluhkannya.

Secara sederhana, sakit maag ini dibedakan menjadi dua, organik dan fungsional. Sakit maag organik bila penyebab keluhan-keluhan di atas telah diketahui secara pasti melalui serangkain pemeriksaan, meliputi pemeriksaan fisik, endoskopi, foto rontgen barium enema, uji laboratorium dan sebagainya. Sebaliknya, jika tidak diketahui penyebabnya, digolongkan sakit maag fungsional.

Meski penyebab pasti sakit tukak lambung (ulkus pepticum, jenis sakit maag organik -pen), belum diketahui oleh ilmu kedokteran modern, penyebabnya diduga satu dari tiga hal, yakni:

1. Infeksi dinding lambung oleh bakteri Helicobacter pylori
2. Berkurangnya zat pelapis dinding lambung
3. Meningkatnya produksi asam lambung (HCl)


Sakit Maag dan Kewajiban Berpuasa

Puasa Ramadhan merupakan kewajib setiap orang beriman yang telah baligh dan berakal sehat. Bagi penderita sakit maag, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan seorang dokter sebelum menjalankan ibadah puasa, agar dapat ditentukan apakah dengan sakit maag yang diderita memungkinkan untuk beribadah puasa atau tidak.

Sebagai contoh, mereka yang menderita sakit maag organik berat (ulkus pepticum) hingga kerap muntah darah, sangat tidak dianjurkan berpuasa. Berpuasa akan memperberat sakit yang diderita. Ia mendapat keringan (rukhshoh) untuk tidak berpuasa, dan menggantinya dengan membayar fidyah.

Sebaliknya, mereka yang hanya menderita sakit maag fungsional dan tidak terlalu berat, tetap dianjurkan berpuasa ramadhan. Bahkan dalam banyak kasus yang kami tangani, puasa ramadhan yang dilakukan sesuai anjuran Sang Nabi dapat mengurangi bahkan menyembuhkan sakit yang diderita.

Menyiasati Sakit Maag Kala Berpuasa Ramadhan

Ada beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi munculnya gejala atau keluhan sakit maag kala berpuasa. Diantaranya:

1. Hindari makanan yang terlalu merangsang saat sahur dan berbuka puasa

Beberapa penyakit yang diperbolehkan untuk tak Berpuasa

Islam merupakan ajaran yang mudah dan bersesuaian dengan fitrah. Seperti perintah berpuasa ramadhan, di dalamnya terkandung begitu banyak kebaikan Puasa wajib selama satu bulan ini tak akan mengundang celaka bagi para pelakunya, manakala dilakukan sesuai dengan sunnah rasul yang mulia.

Puasa akan memberi dampak positif dalam segala hal, tak terkecuali kesehatan. Rasulullah bersabda, "Berpuasalah, niscaya akan menyehatkan". Puasa itu menyehatkan. Itu tak perlu diragukan. Tak terhitung riset kesehatan yang mendukung sabda rasulullah di atas.

Ada dua kondisi penyakit, yang amat disarankan (baca: disunnahkan) untuk tidak berpuasa (berbuka), yakni:
1. Jika berpuasa akan menghambat proses penyembuhan penyakit tersebut
2. Jika berpuasa akan memperberat penyakit tersebut

Selasa, 02 Agustus 2011

Keutamaan Bulan Ramadhan


Alhamdulillah, sekarang kita telah menginjak bulan Ramadhan. Berikut adalah keistimewaan-keistimewaan yang disebutkan dalam berbagai ayat dan hadits. Semoga dengan mengetahui hal ini, kita akan semakin semangat di bulan Ramadhan. 

1. Ramadhan adalah Bulan Diturunkannya Al Qur’an
Bulan ramadhan adalah bulan yang mulia. Bulan ini dipilih  sebagai bulan untuk berpuasa dan pada bulan ini pula Al Qur’an diturunkan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.” (QS. Al Baqarah: 185)
Ibnu Katsir rahimahullah tatkala menafsirkan ayat yang mulia ini mengatakan, ”(Dalam ayat ini) Allah Ta’ala memuji bulan puasa –yaitu bulan Ramadhan- dari bulan-bulan lainnya. Allah memuji demikian karena bulan ini telah Allah pilih sebagai bulan diturunkannya Al Qur’an dari bulan-bulan lainnya. Sebagaimana pula pada bulan Ramadhan ini Allah telah menurunkan kitab ilahiyah lainnya pada para Nabi ’alaihimus salam.”[1]